Mimpiku Seserius Itu



Bukan seorang yang pandai dalam menulis, tetapi mimpiku begitu serius hingga menembus batas-batas yang menakjubkan. Jadilah pembaca tulisan recehku yang jelas buruk dan cengeng. 

Sejak kecil, tak ada hentinya beristirahat dari mimpi-mimpi besar. Waktu kecil mimpi menjadi seorang presiden, waktu itu terlintas ingin mensejahterakan para pedagang di sekolah dasar yang sudah sepuh-sepuh. Mereka tetap bekerja keras, berjualan dengan sepeda tua, dan yang beli dagangannya mungkin hanya satu dan dua. Karena kondisi itu, si anak kecil berusaha menjadi seorang pemimpin. 

Menjelang sekolah menengah pertama, mimpinya berubah, ia ingin menjadi seorang pakar di bidang hukum karena terinspirasi dari banyaknya kasus orang lemah dan miskin yang harus mendekam di penjara, sementara orang-orang yang notabene kuat dan kaya bebas melanglang buana, meski kesalahan mereka fatal. Mimpi ini masih berlanjut, sayangnya pas SMA malah masuk IPA. 

Bukan yang IPA banget ini kepala, tetapi ternyata belajar sains, Matematika, Fisika, Kimia juga seru. Tidak pernah dapet nilai sempurna dalam satu ulangan, tetapi selalu merasa puas dan tertarik. Saking merasa minusnya kemampuanku saat itu, kubeli buku-buku tips mencintai Matematika. Aku mencintai apa yang tidak dicintai oleh kepalaku hahha. 

Lulus SMA, udah beda lagi pikiran ini. Inginnya menjadi seorang editor, yaps, sampai masuk jurusan bahasa dan sastra, ngambil mata kuliah pilihan penyuntingan, dan setelah lulus magister, bener-bener Allah wujudkan, yeaay pekerjaan pertamaku adalah menjadi editor. Aku menjadi editor yang paling idealis di sana, sering diskusi sama penulis, dan banyak yang puas dengan kerjaanku. 

Namun, sayangnya, setelah merasa cukup, keluarlah dan mulai bekerja di sebuah bimbel juga membuka kelas bahasa. Lumayan banyak yang tertarik, dari yang awalnya hanya ngajar bahasa, pindah ke penulisan karya ilmiah, ke penulisan sastra, dan sampai detik ini sistem ini terus diperbaiki. Tahun ini, saya memutuskan keluar dari bimbel, karena jadwal mengajar di kampus sudah penuh. Luar biasa banyaknya pengalaman yang dihadapi. Sampai detik ini, masih banyak hal yang ingin dicoba, tetapi harus berusaha keras untuk mewujudkan satu demi satu tujuan hidup. 


Mimpi besarku belum semuanya terwujud, yang saat ini kulakukan adalah terus menaiki anak tangga. Bangun setelah terjatuh, reda setelah hujan, ceria setelah sendu, dan mencintai lagi apa-apa yang tidak kusukai. Aku yakin, jalanku semakin terang, aku akan memanfaatkan banyak waktu untuk bertemu hal-hal baru dan mencintainya. 


:)

Komentar

Posting Komentar