Hai Bintang, sudah lama
sekali aku tidak menyapamu. Kau tahu bagaimana suasana hatiku saat ini, aku
bahagia. Kau mungkin akan bertanya kenapa aku bahagia, tapi aku tak akan
menjawabnya.
Kau bagian dari tulisan
ini saat ini, seperti malam yang ku temukan penuh kabut, yang membuatku ingin
menari dan tersenyum sederhana. Menemaniku malam ini, suara mu yang terdengar
jahat memang membuatku ingin selalu mendengarkanmu berbicara.
Kau jahat, meninggalkan
ruang khusus ini.
Kau memang sangat
bodoh, tak pernah mengizinkan aku untuk mempertahankan malam yang indah ini.
Kau sungguh licik,
membiarkan aku tertidur sementara kau terus memandangi langit malam yang
mempesona.
Aku sempat meneriaki
diri, untuk tidak pernah menyesal telah memiliki ketidakmampuan membaca maksud
ucapanmu dulu. Aku hanya berandai-andai mendengarnya lagi, seperti rintik hujan
ini. Tapi, mata ku menatap tajam hari yang sedang ku lalui ini, tak bisa aku
berandai-andai.
Ini tentu hanya soal
kebiasaan yang akan aku mulai. Kebiasaan menghilang ditelan malam. Kau sungguh
akan sulit menemuiku dimalam hari.

Komentar
Posting Komentar