Pemuda Indonesia: Cermin dan Sikap Menghadapi Teknologi



Oleh:
Atikah, Jaki Yudin, Nurul Atikah


Perkembangan ilmu yang kian meningkat tajam, menyebabkan teknologi semakin maju atau berkembang. Kemajuan teknologi merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Kemajuan teknologi yang semakin pesat sangat berpengaruh pada perkembangan negeri kita ini. Kemajuan teknologi di negara kita merupakan bukti bahwa bangsa kita adalah bangsa yang berkembang dan tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Teknologi masuk dari berbagai sisi, baik pendidikan, pemerintahan, sosial, ekonomi, maupun budaya. Tidak bisa dielakkan, Indonesia merupakan salah satu negara penikmat kemajuan teknologi yang dapat dikatakan melek teknologi.
Sebuah penelitian global yang baru-baru ini dilakukan para ahli yang dirangkum dalam laporan The Good Country Index, yang bertujuan untuk melihat hal-hal positif dari suatu negara yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia, menempatkan Indonesia di peringkat 122 dari 125 negara untuk kategori Perkembangan Sains dan Teknologi. Hal ini berarti Indonesia mengalami keterlambatan dalam perkembangan Sains dan Teknologi, namun sudah jelas dikatakan di depan bahwa Indonesia adalah negara pengguna internet yang cukup tinggi, terbukti dari banyaknya pengguna jejaring  sosial, misalnya: di Twitter, Indonesia tercatat sebagai pengguna kedua terbesar di dunia (20% dari total pengguna Twitter), Hal yang sama juga terjadi pada jejaring sosial dunia lain seperti Instagram, Facebook, dan Path di mana pengguna asal Indonesia menduduki peringkat 10 besar pengguna terbesar situs tersebut.
Dengan mengetahui fakta tersebut, Indonesia mengalami permasalahan dalam hal perkembangan teknologi. Pada umumnya, masyarakat hanya melek terhadap teknologi dalam pengertian mengenal teknologi atau penikmat teknologi. Akan tetapi, belum bisa mengembangkan teknologi secara mandiri atau mengalami ketergantungan. Penggunaan teknologi dewasa ini memerlukan sikap bijaksana. Artinya, bagaimana agar teknologi menjadi alat yang dapat membantu dalam hal mengembangkan potensi diri. Salah satu ciri negara maju adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang industrialisasi secara cepat. Hal ini tentunya adalah poin penting yang harus terus dipelajari, bagaimana agar masyarakat mampu memanfaatkan teknologi dengan baik untuk meningkatkan mutu diri demi mencapai kesejahteraan hidup. Berkaitan dengan hal tersebut, tentunya peran pemuda bersifat urgen atau sangat penting. Pemuda merupakan calon penerus tongkat estafet kepemimpinan di Indonesia. Oleh karena itu, pemuda harus memiliki sikap bijaksana terhadap pengetahuan dan teknologi.
            Pemuda masa kini tentu sangat familiar dengan teknologi, bahkan kesehariannya pun tidak pernah lepas dengan yang namanya teknologi. Sehingga mereka rentan terkena gejala ketergantungan teknologi. Ketergantungan ini muncul manakala ia akrab dengan berbagai macam hasil teknologi, seperti bermain game akibat ketertarikan serta kejenuhan dalam dirinya, akses internet dalam memenuhi kebutuhan pengetahuannya, penggunaan kendaraan pribadi yang wajib karena mendukung aktivitas kesehariannya dan lainnya. Jika dibiarkan seperti itu dapat berakibat pada perubahan gaya hidupnya, karena menurut Plummer (1983), gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
            Pada mulanya perubahan gaya hidup ini dikarenakan kebiasaan-kebiasaan, lama-kelamaan menjadi sebuah kesenangan yang membuatnya nyaman. Lalu, timbul ketertarikan terhadap sesuatu tersebut yang membuat budaya yang dimilikinya perlahan mulai ditinggalkan, karena kurangnya kecintaan terhadap budayanya. Pada akhirnya akan mengubah pola pikir yang dimilikinya, sehingga muncul masyarakat modern yang lebih menyukai hal-hal yang serba instan.
            Lebih lanjut hasil dari gaya hidup yang berubah menuju modernitas ialah pemuda masa kini cenderung berperan hanya sebagai konsumen dari kemajuan teknologi. Mereka lebih mengikuti arus global yang dinamakan trend. Segala sesuatu yang dianggap menjadi fenomena di dalam masyarakat mayoritas akan selalu diikutinya, karena kata misterius yang disebut sebagai trend sudah mendarah daging dalam sikap modernitasnya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya sifat konsumtif para pemuda yang telah berubah gaya hidupnya mengikuti trend. Menurut Lubis (dalam Lina & Rasyid, 1997) mendefinisikan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku membeli atau memakai suatu barang yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan rasional, melainkan adanya keinginanan yang sudah tidak rasional lagi. Ketika teknologi semakin memperbaharui produk-produknya yang lebih canggih, otomatis pemuda konsumtif selalu ingin memilikinya meskipun bukan merupakan kebutuhan, melainkan keinginan semata yang sudah tidak rasional. Seperti: tidak ingin di cap sebagai pemuda jadul (gagap teknologi) dan kecenderungan ingin selalu update segala sesuatunya.
Istilah konsumtif sepertinya sudah mewakili pemuda Indonesia saat ini, dari berbagai kalangan pemuda teknologi sudah seperti kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan. Pemanfaatan teknologi memengaruhi gaya hidup pemuda Indonesia, misalnya saja penggunaan telepon seluler, surat elektronik, media sosial instagram, facebook, path, atau pun dari segi busana, makanan, minuman, dan masih banyak lagi.
Seperti telah kita ketahui, teknologi berfungsi untuk membantu pekerjaan manusia. Teknologi bersifat netral, artinya seperti saat menggunakan sebuah pisau, bila digunakan untuk mengiris bawang akan memiliki nilai fungsi positif, namun jika digunakan untuk melukai orang lain maka memiliki nilai negatif. Ilustrasi tersebut sama halnya dengan gaya hidup manusia akibat pengaruh teknologi.
Dalam hal ini, pemuda sebagai pengguna internet dengan angka paling tinggi dapat memberikan contoh perilaku bijaksana dalam pemanfaatan teknologi. Misalnya membantu program pemerintah dalam mengurangi membludaknya sampah, dengan memanfaatkan sampah untuk kerajinan tangan dan mengembangkan potensi masyarakat dalam usaha rumah tangga. Mengembangkan budaya-budaya di masyarakat dengan memanfaatkan akun sosial seperti youtube. Teknologi dapat membantu para pemuda dalam hal memperkenalkan budaya pada dunia, dengan teknologi tidak hanya kita yang dapat mengenal dunia tapi dunia dapat mengenal kita.
Pemuda pada dasarnya haruslah lebih ramah dengan masyarakat umum, artinya setelah mendapatkan pendidikan di lingkungan pendidikan, pemuda harus bisa terjun ke dalam masyarakat. Membantu masyarakat untuk menangani masalah-masalah. Misalnya, masalah pertanian, pemuda dapat memberikan ilmunya untuk membantu masyarakat petani agar dapat panen cepat dengan hasil yang bermutu dan berjumlah banyak.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu digarisbawahi bagaimana agar pemuda mampu mengatasi gaya hidup yang berlebihan akibat perkembangan teknologi. Berlebihan di sini memiliki makna pemanfaatan yang tidak sewajarnya, melebihi kapasitas kebutuhan yang kemudian menimbulkan kebiasaan kurang baik. Misalnya penggunaan internet untuk tugas, hanya melakukan salin-tempel (copy-paste), dikatakan tidak wajar  karena sebenarnya tindakan tersebut tidak termasuk dalam kategori pengembangan diri. Secara psikologis perilaku tersebut mengembangkan mental instan, meningkatkan perilaku konsumtif seperti yang telah dibahas, membunuh kepercayaan diri akan kualitas diri, dan lain-lainnya. Tidak berbeda, dengan menghabiskan waktu di media sosial yang menyebabkan kecenderungan seseorang antisosial.
Peran pemuda seharusnya lebih merujuk pada penanaman kesadaran diri akan pentingnya kedewasaan dalam menghadapi kemajuan teknologi. Tidak selamanya masyarakat kita menjadi konsumen teknologi, barangkali perlu dipikirkan Indonesia sebagai produsen teknologi. Pemuda dapat memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, belajar dengan sungguh-sungguh, mengembangkan pola pikir kritis, serta mampu bersikap mandiri. Pemuda harus bisa memanfaatkan ilmu secara bijak, karena betapa pentingnya ilmu dalam menopang kehidupan. Seberapa besarpun ilmu pengetahuan itu dikuasai, jika tanpa ada pemanfaatan secara cerdas ilmu itu hanya akan menjadi konsep belaka. Pemuda dapat menjalin hubungan yang harmonis demi mendukung kemajuan kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam kaitannya berhubungan dengan masalah relevansi pendidikan, seperti telah diketahui tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam, seperti sektor produksi, jasa dan lainnya. Pemuda yang sudah memiliki konsep kemandirian dapat menyosialisasikan kepada masyarakat luas bagaiamana pentingnya konsep pemanfaatan teknologi secara cerdas dan bijak agar dapat menghadapi kemajuan teknologi tanpa membentuk gaya hidup yang berlebihan.
Setelah dipahami, kualitas berada pada garis pertama dalam  hal kemajuan, melebihi kuantitas. Sama halnya dengan apa yang disampaikan Bung Karno,  tokoh besar bangsa Indonesia pernah berkata, “Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan ku guncangkan dunia.” Artinya betapa sentralnya peran pemuda yang hingga kini eksistensi pemuda Indonesia masih relevan sebagai agen perubahan (Agent of change). Pemuda sebagai kaum rasionalis yang menjembatani harapan masyarakat luas. Jika para pemuda memiliki pemahaman yang baik, komitmen untuk berjalan di kutub bermuatan positif, maka perkembangan insya Allah tidak akan kita lewatkan begitu saja.

Komentar