MAKNA CINTA DI DALAM SEBUAH PERAHU KERTAS

 

 

Mungkin bagi readers sekalian, tidak asing lagi dengan film Perahu Kertas atau novelnya yang ditulis oleh Dee Lestari. Perahu Kertas mengisahkan perjalanan cinta seorang Keenan dengan Kugy yang sejak awal saling berperan sebagai sahabat. Baik di dalam novel maupun di filmnya, Perahu Kertas ini memiliki nyawa tersendiri, khususnya bagi penulis selaku penikmat. Perahu Kertas menghadirkan kisah yang relate banget dengan kehidupan.

Tidak hanya mengenal kisah percintaan, Perahu Kertas juga menonjolkan sisi realistis dan idealis dalam hidup. Perjuangan para pemimpi untuk dapat hidup sebagai dirinya sendiri bersama kebisaannya. Karakter Kugy yang ceria, cerdas, kreatif, dan inovatif cocok dipasangkan dengan karakter Keenan yang juga cerdas dan penuh dengan kreativitasnya. Kugy sendiri memiliki kemampuan dalam menuliskan dongengnya dan Keenan dapat melukiskan dongeng-dongeng milik Kugy ke dalam bentuk dua dimensi. Di sini, pengarang juga mengangkat permasalahan sosial yang berkaitan dengan latar sekolah alit. Kedua tokoh tersebut saling memberikan energi positif. Pembaca pada akhirnya dibawa untuk menyelami bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut membawa pada kuatnya rasa. Jendela rasa tersebut dapat dinikmati oleh tokoh-tokoh di sekitarnya.

Menariknya, dari novel karangan Dee Lestari ini pembaca dapat menemukan sebuah makna tumbuh dalam kata ‘cinta’. Artinya, pembaca dapat merasakan ruh kehidupan yang terus tumbuh dengan melakukan hal-hal positif. Di dalam novel ini, perjuangan setiap tokoh begitu kuat dan dukungan tokoh tambahan seperti Noni serta Eko memberikan kesan yang lebih lengkap, detail, dan nyata.

Terkadang, kita juga menemukan kasus yang sama dengan kehidupan di dalam sebuah karya sastra. Seperti kisah Kugy dan Keenan, teruslah tumbuh di jalan yang sudah dipilih. Sebab menjadi tumbuh adalah sebuah keharusan. Heheh. Ssst, tidak hanya itu, teruslah berusaha menggapai mimpi. Jadilah kuas dengan warnamu untuk seseorang yang kamu kasihi. Fokusnya, lebih ke seberapa besar kebaikan yang kamu bisa berikan? Bukan ke seberapa mungkin untuk bersama. Biarkan takdir yang menuntun ke jawaban atas pertanyaan tersebut.

 

Oke, good learners.

 

Komentar