Menutup kedua netra ini, mencari jalan penuh cahaya, berharap menemukan pintu terbaik. Kemudian, kubuka handle pintu tersebut. Sebuah tangan kekar menyambutku, senyuman penuh arti, keteduhan paras, kelembutan bahasa, serta kehangatan seluruh komponennya menarikku untuk masuk ke dunia tersebut. Kamu berbicara dengan penuh makna, menjelaskan betapa menyulitkanmu ketika kaki ini memutuskan pergi dan menyerah. Betapa memberatkanmu, ketika rindu bertumpuk menjadi bukit. Sementara betapa rapuhnya tiang-tiang penantian. Sebab tak dapat kita temukan gambaran masa depan yang lebih nyata dari sekadar harapan. Berharap, kaki-kaki kecil kita dapat menapaki dimensi yang sama. Berharap kita bertemu dalam sebuah bab yang sama. Berharap ini adalah awal dan akhir dari kisah panjang yang telah kutulis.
Penulis
A

Komentar
Posting Komentar